✿ METODE MENULIS PIRAMIDA TERBALIK 5W + 1H
Okt
12
5W+1H
Mengapa
kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik
ini
juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk
bloger.
Salah
satu ciri khas tulisan jurnalistik, seperti berita di suratkabar, adalah padat
dan
informatif,
bukan bertele-tele apalagi berputar-putar. Sebab itulah dibuat formula
“piramida
terbalik” dan rumus 5W+1H; dengan begitu pembaca bisa memahami
tulisan
dengan lebih mudah.
Tapi
jangan mengira bahwa setiap wartawan otomatis sudah menguasai kedua
teknik
ini. Faktanya, banyak wartawan — baik yang bertugas meliput di lapangan
[reporter]
maupun tukang edit di kantor [redaktur] — yang tidak tahu apa itu
piramida
terbalik dan 5W+1H. Untuk membuktikannya, setelah membaca artikel ini,
silakan
buka koran-koran lokal di daerahmu dan lihatlah sendiri.
Piramida
terbalikArtikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis
pada alinea awal
[disebut
sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga
dua paragraf],
data-data
penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan
tambahan,
dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama.
Inilah
yang disebut sebagai piramida terbalik.
Bagi
pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti
cerita,
sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea
awal.
Sementara
bagi redaktur di meja redaksi, piramida terbalik juga memberi
keuntungan.
Yaitu ketika sebuah artikel harus diperpendek karena kolom terbatas
sementara
waktu [deadline] sudah mepet, maka redaktur tinggal memotong bagian
bawah.
Kalimat-kalimat yang dibuang itu tidak akan mengurangi makna artikel,
asalkan
ditulis dalam bentuk piramida terbalik.
Suatu
ketika aku iseng-iseng bertanya pada seorang wartawan yang sudah 20
tahun
lebih menulis di sebuah koran besar, dan sering disebut sebagai wartawan
senior.
“Apa
yang dimaksud dengan nilai berita?” tanyaku.
“5W
dan 1H,” jawabnya.
Aku
kaget bukan kepalang. Karena, jawabannya salah.
5W+1H
adalah unsur berita, bukan nilai berita. Sementara nilai berita adalah
elemen-elemen
yang membuat sebuah peristiwa atau percakapan layak disebut
sebagai
berita — hal ini akan kutulis pada kesempatan lain. Sekarang aku hanya
ingin
menulis soal unsur berita 5W+1H.
Itu
adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa
Indonesia
menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua
unsur
inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.Aku
sengaja memakai istilah “artikel biasa” karena dalam karya tulis bentuk lain,
seperti
feature dan esai, tidak semua unsur 5W+1H harus dipenuhi.
Memasukkan
keenam unsur ini ke dalam tulisan adalah mudah, sama saja ketika
kita
berbicara secara lisan dengan seseorang. Misalkan engkau baru tiba di kantor
lalu
bercerita pada rekanmu tentang kecelakaan yang kaulihat di jalan.
“Waduh,
lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7 [KAPAN], dekat lampu merah Jalan
SM
Raja [DI MANA], ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu
mobil
sedan nabrak motor [APA]. Sopirnya [SIAPA] nggak apa-apa, tapi yang
punya
motor [SIAPA] tewas di tempat. Yang salah sih si korban.
Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu
Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu
menerobos
lampu merah itu, mobil sedan dari arah kanan juga sedang kencang,
dia
ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah [BAGAIMANA]. Kasihan banget. Gua
sempat
berhentikan motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi
datang.
Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem [MENGAPA]. Padahal
tadi
sempat gua kira dia sengaja ngebut.”
Cerita
di atas sudah cukup jelas. Kawanmu pasti paham apa sebenarnya inti dari
ceritamu.
Tapi coba bayangkan apabila salah satu unsur cerita itu tidak
kausebutkan,
misalnya unsur DI MANA, pasti kawanmu akan bertanya-tanya, “Lo
gimana
sih, dari tadi asyik cerita tabrakan tapi nggak bilang di mana tempat
kejadiannya.”
dikutif dari www.blogberita.com
TOTAL PENAYANGAN LAMAN
Diberdayakan oleh Blogger.
Datos personales
- Unknown
- Cara Mudah Menulis Berita Dengan 5W+1H Kompasiana
- ✿ CONTOH WAWANCARA
- ✿ NILAI BERITA [NEWS VALUE]
- ✿ STRUKTUR PENULISAN BERITA
- ✿ LANGKAH JITU MENULIS ARTIKEL
- ✿ GAYA PENULISAN BERITA
- ✿ PERCAKAPAN
- ✿ MENULIS JUDUL BERITA
- ✿ TERAS BERITA (LEAD)
- ✿ CARA WAWANCARA YANG BAIK
- ✿ KRITERIA TULISAN YANG BAGUS
- ✿ TIPS MENULIS di MEDIA MASSA
- ✿ MENGGALI KREATIVITAS UNTUK JURNALIS
- ✿ TIPS MENULIS BERITA
- ✿ METODE MENULIS PIRAMIDA TERBALIK 5W + 1H