✿ METODE MENULIS PIRAMIDA TERBALIK 5W + 1H




                                 



5W+1H
Mengapa kedua hal ini disebut sebagai dasar menulis bagi wartawan. Kedua teknik
ini juga bisa, dan memang efektif, dipakai oleh penulis non-wartawan, termasuk
bloger.

Salah satu ciri khas tulisan jurnalistik, seperti berita di suratkabar, adalah padat dan
informatif, bukan bertele-tele apalagi berputar-putar. Sebab itulah dibuat formula
“piramida terbalik” dan rumus 5W+1H; dengan begitu pembaca bisa memahami
tulisan dengan lebih mudah.

Tapi jangan mengira bahwa setiap wartawan otomatis sudah menguasai kedua
teknik ini. Faktanya, banyak wartawan — baik yang bertugas meliput di lapangan
[reporter] maupun tukang edit di kantor [redaktur] — yang tidak tahu apa itu
piramida terbalik dan 5W+1H. Untuk membuktikannya, setelah membaca artikel ini,
silakan buka koran-koran lokal di daerahmu dan lihatlah sendiri.

Piramida terbalikArtikel berbentuk berita memiliki struktur unik: Inti informasi ditulis pada alinea awal
[disebut sebagai "lead" atau "teras berita"; biasanya satu hingga dua paragraf],
data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan
tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama.
Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.


Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti
cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea
awal.

Sementara bagi redaktur di meja redaksi, piramida terbalik juga memberi
keuntungan. Yaitu ketika sebuah artikel harus diperpendek karena kolom terbatas
sementara waktu [deadline] sudah mepet, maka redaktur tinggal memotong bagian
bawah. Kalimat-kalimat yang dibuang itu tidak akan mengurangi makna artikel,
asalkan ditulis dalam bentuk piramida terbalik.


Suatu ketika aku iseng-iseng bertanya pada seorang wartawan yang sudah 20
tahun lebih menulis di sebuah koran besar, dan sering disebut sebagai wartawan
senior.

“Apa yang dimaksud dengan nilai berita?” tanyaku.
“5W dan 1H,” jawabnya.

Aku kaget bukan kepalang. Karena, jawabannya salah.
5W+1H adalah unsur berita, bukan nilai berita. Sementara nilai berita adalah
elemen-elemen yang membuat sebuah peristiwa atau percakapan layak disebut
sebagai berita — hal ini akan kutulis pada kesempatan lain. Sekarang aku hanya
ingin menulis soal unsur berita 5W+1H.


Itu adalah singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa
Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua
unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah artikel biasa atau berita biasa.Aku sengaja memakai istilah “artikel biasa” karena dalam karya tulis bentuk lain,
seperti feature dan esai, tidak semua unsur 5W+1H harus dipenuhi.


Memasukkan keenam unsur ini ke dalam tulisan adalah mudah, sama saja ketika
kita berbicara secara lisan dengan seseorang. Misalkan engkau baru tiba di kantor
lalu bercerita pada rekanmu tentang kecelakaan yang kaulihat di jalan.

“Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7 [KAPAN], dekat lampu merah Jalan
SM Raja [DI MANA], ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu
mobil sedan nabrak motor [APA]. Sopirnya [SIAPA] nggak apa-apa, tapi yang
punya motor [SIAPA] tewas di tempat. Yang salah sih si korban.

Gua sempat lihat, 
dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu
menerobos lampu merah itu, mobil sedan dari arah kanan juga sedang kencang,
dia ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah [BAGAIMANA]. Kasihan banget. Gua
sempat berhentikan motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi
datang. Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem [MENGAPA]. Padahal
tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”

Cerita di atas sudah cukup jelas. Kawanmu pasti paham apa sebenarnya inti dari
ceritamu. Tapi coba bayangkan apabila salah satu unsur cerita itu tidak
kausebutkan, misalnya unsur DI MANA, pasti kawanmu akan bertanya-tanya, “Lo
gimana sih, dari tadi asyik cerita tabrakan tapi nggak bilang di mana tempat

kejadiannya.” dikutif dari www.blogberita.com

TOTAL PENAYANGAN LAMAN

Diberdayakan oleh Blogger.

Datos personales